2 Feb 2013

SUNDA KELAPA







SUNDA KELAPA
Nama sebuah pelabuhan "tua" di utara jakarta, yang hingga saat ini masih aktif digunakan untuk kegiatan pelayaran. Pelabuhan Kalapa telah dikenal semenjak abad ke-12 dan kala itu merupakan pelabuhan terpenting Pajajaran. Kemudian pada masa masuknya Islam dan para penjajah Eropa, Kalapa diperebutkan antara kerajaan-kerajaan Nusantara dan Eropa. Akhirnya Belanda berhasil menguasainya cukup lama sampai lebih dari 300 tahun. Para penakluk ini mengganti nama pelabuhan Kalapa dan daerah sekitarnya. Namun pada awal tahun 1970-an, nama kuno Kalapa kembali digunakan sebagai nama resmi pelabuhan tua ini dalam bentuk "Sunda Kelapa" (sumber : wikipedia).

Pada area pelabuhan sunda kelapa, masih bisa kita jumpai bangunan-bangunan kuno sisa peninggalan masa lalu. salah satu bangunan yang cukup menarik bagi saya adalah bangunan Menara Pengawas atau menara syahbandar. 



Menara pengawas pelabuhan sunda kelapa
Bangunan menara syahbandar tersebut pada masa-nya dipergunakan untuk mengatur dan mengawasi kapal-kapal yang akan berlabuh di Pelabuhan Sunda Kelapa. Menara Syahbandar didirikan di atas situs bersejarah kubu Bastion Culemborg yang dibangun pada tahun 1645, merupakan bagian dari Tembok Kota Batavia. Culemborg ini dibangun oleh Gubernur Jenderal Antonio van Diemen, kubu ini menghadap ke arah barat laut Kota Batavia, merupakan pintu masuk Kota Batavia dari laut (Waterpoort). Nama Culemborg diambil dari nama sebuah kota kecil tempat di mana van Diemen dilahirkan. Pada tahun 1808, kubu ini dihancurkan oleh Gubernur Jenderal Daendels, kemudian di atasnya didirikan bangunan menara pengawas yang dikenal juga dengan menara syahbandar pada tahun 1839.


Sudut musium bahari
Jika mengunjungi Pelabuhan Sunda Kelapa, pastikan juga mengunjungi Museum Bahari yang masih berada dalam satu kompleks dengan pelabuhan ini. Museum Bahari menyimpan 126 koleki benda-benda sejarah kelautan. Terutama kapal dan perahu-perahu niaga tradisional. Di antara puluhan miniatur yang dipajang terdapat 19 koleksi perahu asli dan 107 buah miniatur, foto-foto dan biota laut lainnya . Begitu banyaknya peninggalan sejarahdalam museum, tak ada sesuatu yang berbekas di benak saya (maklumlah, fotografer amatir hedonis..bukannya belajar sejarah malah asyik jeprat-jepret ga jelas, hehehe... ).
Koleksi perahu, ga tau namanya.. :D
Tentunya sebagai anak bangsa, berkunjung ke Musium ini adalah kilas balik kejayaan Bahari nusantara dimana didalamnya bisa kita jumpai koleksi perahu tradisi asli Lancang Kuning (Riau), Perahu Phinisi Bugis (Sulawesi Selatan), Jukung Karere (Irian) dan berbagi koleksi lainnya. Namun tak bisa dipungkiri, musium ini juga menyimpan kenangan masa suram masa penjajahan. 


Kayu ulin untuk struktur bangunan
Jeruji masih kokoh
Bayangkan berapa banyak hasil bumi nusantara yang dibawa VOC melalui pelabuhan ini. Musium bahari dulunye merupakan gudang penyimpanan rempah-rempah (cengkeh, buah pala, lada, kayu manis, kayu putih, tembakau, kopra, daun teh, biji kopi dan lain-lain), komoditi yang sangat penting sampai-sampai tempat tersebut dijaga ketat sebelum diangkut ke Eropa. Mungkin komoditi rempah-rempah pada jaman itu, sama berharganya dengan minyak bumi atau mineral berharga pada saat ini.Di sisi lain, mau tak mau harus kita akui "kehebatan" insinyur belanda dalam merencanakan bangunan. Kekuatan material bangunan sudah diperhitungkan dengan cermat agar bisa bertahan lama di alam tropis, apalagi di pesisir yang anginnya mengandung garam. Tembok, jendela, pintu bahkan besi-besi nampak masih kokoh. Rangka bangunan menggunakan kayu Ulin yang termasyhur karena kekuatannya. Temboknya juga sangat tebal jika dibandingkan tembok tahanan KPK, hehehehe..


sudut musium bahari
Sudut-sudut bangunan Musium masih menyimpan aura istimewa bagi saya, kesederhanaan arsitekturnya menjadi daya tarik tersendiri bagi fotografer amatir lebai kayak saya.. :D (Gayanya petentang-petenteng bawa DSLR, padahal hasil fotonya seadanya). Dan pastinya menarik juga bagi penggemar supranatural.. kalau ga percaya coba saja datang kesana malam hari, hehehe.. serem mas broo.. Kembali ke laptop pembahasan, meskipun nampak sederhana (sekarang), dahulu bangunan ini merupakan satu kesatuan dengan tembok kota Batavia. sayangnya tembok pertahanan tersebut sudah tak berbentuk sering dengan pailitnya maskapai batavia air perkembangan kota Jakarta yang semrawut dan egois (termasuk saya). 
Sepertinya udah ngelantur ini.. lha wong judulnya Sunda kelapa, kenapa kok malah dikit amat membahas sunda kelapa-nya? ya sudahlah pembaca yang budiman, sepertinya tulisan harus diakhiri, bukan hanya karena ngelantur tapi juga karena saya sudah disuruh tidur sama istri saya.. hahaha.. Akhir kata "gali tanah bikin bata, Pergi ke gunung bertemu pertapa. Kalau pergi ke jakarta, jangan lupa singgah ke sunda kelapa"..

Have a great day everybody.. 



Sumber-sumber:
www.Wikipedia.org
http://museum-bahari.blogspot.com/
http://www.museumbahari.org
http://kekunaan.blogspot.com/2012/06/menara-syahbandar.html






Tidak ada komentar:

Posting Komentar